IBU MERTUA YANG GREGET - AGEN TEMANPOKER99
IBU MERTUA YANG GREGET - AGEN TEMANPOKER99 - Perkenalkan lalu namaku Tomy. Telah satu pekan ini akau berada di hunian sendirian. Istriku, Riris, sedang ditugaskan dari kantor tempatnya bekerja utk mengikuti satu buah pelatihan yg dilaksanakan di kota lain selagi dua pekan. Tetap jelas saja saya menjadi kesepian pula rasanya.
Bila ingin tidur rasanya kok aneh serta, kok sendirian & sepi, padahal rata rata ada istri di sisiku. Benar-benar perkimpoian kami belum dikaruniai anak. Maklum baru 1 thn terjadi. Dikarenakan sendirian itu, & maklum dikarenakan otak laki laki, pikirannya menjadi kemana-mana.
Saya teringat sejarah yg saya alami dgn ibu mertuaku. Ibu mertuaku memang lah bukan ibu kandung istriku, dikarenakan ibu kandung Riris sudah wafat dunia.
Ayah mertuaku setelah itu kimpoi lagi bersama ibu mertuaku yg kini ini & kebetulan tak memiliki anak. Ibu mertuaku ini umurnya lebih kurang 40 thn, wajahnya ayu, & tubuhnya memang lah sintal & padat tepat bersama perempuan idamanku. Buah dadanya gede serasi dgn pinggulnya. Begitu pun pantatnya pula bahenol banget.
Saya tidak jarang melamun ibu mertuaku itu apabila sedang telentang tentu vaginanya membusung ke atas terganjal pantatnya yg agung itu. Hemm, sungguh menggairahkan.
Histori itu berlangsung diwaktu tengah malam dua hri sebelum hri perkawainanku bersama Riris. Disaat itu saya duduk berdua di kamar keluarga sambil membicarakan persiapan perkimpoianku. Mendadak lampu mati.
Dalam kegelapan itu, ibu mertuaku (saat itu tetap calon) berdiri, aku pikir dapat mencari lilin, tapi justru ibu mertuaku memeluk & menciumi pipi & bibirku dgn lembut & mesra.
Saya kaget & melongo sebab saya tak mengira sama sekali diciumi oleh calon ibu mertuaku yg kece itu.
Hari-hari berikutnya saya bersikap seperti biasa, begitu serta ibu mertuaku. Terhadap saat-saat saya duduk berdua bersama beliau, saya tidak jarang memberanikan diri memandang ibu mertuaku lama-lama, & dirinya kebanyakan tersenyum manis & berbicara, “Apaa..?, sudah-sudah, ibu menjadi malu”.
Konsisten jelas saja saya sebenarnya merindukan buat akan bermesraan bersama ibu mertuaku itu. Saya kadang-kadang sagat merasa bersalah bersama Riris istriku, & pula ayahku mertua yg baik hati.
Kadang-kadang saya begitu kurang ajar melamun ibu mertuaku disetubuhi ayah mertuaku, saya bayangkan kemaluan ayah mertuaku ke luar masuk vagina ibu mertuaku, Ooh alangkah…! Tapi saya senantiasa menyimpan hormat pada ayah & ibu mertuaku. Ibu mertuaku pun sayang sama kami, meskipun Riris ialah anak tirinya.
Pagi-pagi hri berikutnya, saya ditelepon ibu mertuaku, minta biar sore harinya saya akan mengantarkan ibu menengok famili yg sedang berada di hunian sakit, sebab ayah mertuaku sedang berangkat ke kota lain buat urusan business.
IBU MERTUA YANG GREGET - AGEN TEMANPOKER99
Saya sih setuju saja. Sore harinya kami menjadi bertolak ke hunian sakit, & pulang telah sehabis maghrib. Seperti biasa saya senantiasa bersikap sopan & hormat kepada ibu mertuaku.
Dalam perjalan pulang itu, saya memberanikan diri tanya, “Bu, ngapain sih lalu ibu kok cium Tomy?”.
“Aah, anda ini kok maih diingat-ingat pun siih”, jawab ibuku sambil memandangku.
“Jelas dong buu…, Kan asyiik”, kataku menggoda.
“Naah, tambah kurang ajar thoo, Ingat Riris lho Tom…, Kelak kedengaran ayahmu serta mampu geger lho Tom”.
“Tapii, sebenarnya mengapa siih bu…, Tomy menjadi penasaran lho”.
“Aah, ini anak kok nggak ingin diem siih, Namun eeh…, anu…, Tom, sebenarnya ketika itu, dikala kita jagongan itu, ibu saksikan tampangmu itu kok gagah banget. Hidungmu, bibirmu, matamu yg agak kurang ajar itu kok menciptakan ibu menjadi gemes banget deeh sama anda.
Maka Dari Itu kala lampu mati itu, entah setan dari mana, ibu menjadi pengin banget menciummu & merangkulmu. Ibu sebenarnya menjadi malu sekali. Ibu macam apa kau ini, musim saksikan menantunya sendiri kok blingsatan”.
“Mungkin, setannya ya Tomy ini Bu…, Ketika ini setannya itu pula deg-degan bila tonton ibu mertuanya. Ibu boleh yakin boleh tak, kadang-kadang bila Tomy lagi sama Riris, malah bayangin Ibu lho.
Bener-bener nih. Sumpah deh. Seandainya Ibu sempat bayangin Tomy nggak jikalau lagi sama Bapak”, saya makin berani.
“aah nggak tahu ah…, udaah…, udaah…, kelak jikalau keterusan kan nggak baik. Hati-hati setirnya.
Kelak jikalau nabrak-nabrak dikiranya nyetir sambil pacaran ama ibu mertuanya. Tentu ibu yg disalahin orang, Dikiranya yg lanjut usia niih yg ngebet”, tuturnya.
“Padahal dua-duanya ngebet lo Bu. Buu, maafin Tomy deeh. Tomy menjadi pengiin banget sama ibu lho…, Bagaimanakah niih, punyai Tomy sakit kejepit celana nihh”, saya semakin berani.
“Aduuh Toom, jangan sampai gitu dong. Ibu menjadi sulit nih. Tetapi konsisten jelas aja Toom.., Ibu menjadi kayak orang jatuh cinta sama anda.., Bila udah begini, udah naik begini, ibu menjadi pengin ngeloni anda Tom…, Tom kita segera pulang saja yaa…, Kelak diterusin dirumah…, Kita pulang ke rumahmu saja sekarang…, Toh lagi kosong khan…, Namun Tom menggir sebentar Tom, ibu kepingin cium anda di sini”, kata ibu bersama nada bergetar.
![]() |
IBU MERTUA YANG GREGET - AGEN TEMANPOKER99 |
ooh saya menjadi berdebar-debar sekali. Bisa Saja terpengaruh pula lantaran saya telah satu pekan tak bersetubuh bersama istriku. Saya menjadi nafsu banget. Saya minggir di area yg agak gelap. Sebenarnya kaca mobilku pun telah gelap, maka tak takut diketahui orang. Saya & ibu mertuaku berangkulan, berciuman bersama lembut penuh kerinduan. Memang Lah, sewaktu ini kami saling merindukan.
“eehhm…, Toom ibu kangen banget Toom”, bisik ibu mertuaku.
“Tomy pula buu”, bisikku.
“Toom…, udah dahulu Tom…, eehmm udah dulu”, napas kami memburu.
“Ayo jalan lagi…, Hati-hati yaa”, kata ibu mertuaku.
“Buu penisku kejepit niih…, Sakit”, kataku.
“iich anak nakal”, Pahaku dicubitnya.
“Okey…, buka lalu ritsluitingnya”, menurutnya.
Cepat-cepat saya buka celanaku, saya turuni celana dalamku. Woo, serta-merta berdiri tegang banget. Tangan kiri ibu, saya tuntun utk memegang penisku.
“Aduuh Toom. Besar banget pelirmu…, Supaya ibu pegangin, Ayo jalan. Hati-hati setirnya”.
Saya masukkan persneling satu, & mobil melaju pulang.
Penisku dipegangi ibu mertuaku, jempolnya mengelus-elus kepala penisku dgn lembut. Aduuh, gelii… nikmat sekali. Mobil berlangsung santai, kami berdiam diri, tapi tangan ibu konsisten memijat & mengelus-elus penisku bersama lembut.
Hingga di rumahku, saya turun mengakses pintu, & segera masuk garasi. Garasi saya tutup kembali. Kami bergandengan tangan masuk ke ruangan tamu.
Kami duduk di sofa & berpandangan dgn penuh kerinduan. Suasana demikian hening & romantis, kami berpelukan lagi, berciuman lagi, semakin menggelora.
Kami tumpahkan kerinduan kami. Saya ciumi ibu mertuaku bersama penuh nafsu. Saya rogoh buah dadanya yg senantiasa saya bayangkan, aduuh memang akbar & lembut.
“Buu, Tomy kangen banget buu…, Tomy kangen banget”.
“Aduuh Toom, ibu juga…, Peluklah ibu Tom, peluklah ibu” nafasnya makin memburu.
Matanya terpejam, saya ciumi matanya, pipinya, saya lumat bibirnya, & lidahku saya masukkan ke mulutnya. Ibu agak kaget & mengakses matanya. Setelah Itu dgn segera lidahku disedotnya bersama penuh nafsu.
“Eehhmm.., Tom, ibu belum sempat ciuman seperti ini…, Lagi Tom masukkan lidahmu ke mulut ibu”
Ibu mendorongku pelan, memandangku bersama mesra. Dirangkulnya lagi diriku & berbisik, “Tom, bawalah Ibu ke kamar…, Enakan di kamar, janganlah disini”.
Bersama berangkulan kami masuk ke kamar tengah yg kosong. Saya merasa tak enak di ruang tidur kami.
Saya merasa tak enak bersama Riris bila kami menggunakan ruangan tidur di kamar kami.
“Bu kita gunakan kamar tengah saja yaa”.
“Okey, Tom. Saya serta nggak enak gunakan kamar tidurmu. Lebih bebas di kamar ini”, kata ibu mertuaku penuh pengertian.
Saya remas pantatnya yg bahenol.
“iich.., basic anak nakal”, ibu mertuaku merengut manja.
Kami duduk di lokasi tidur, sambil beciuman saya buka baju ibu mertuaku. Saya sungguh terpesona bersama kulit ibuku yg putih bersih & mulus bersama buah dadanya yg gede menggantung indah. Ibu saya rebahkan di ruang tidur.
Celana dalamnya saya pelorotkan & saya pelorotkan dari kakinya yg indah. Sekali lagi saya kagum menyaksikan vagina ibu mertuaku yg tebal bersama bulunya yg tebal keriting. Seperti saya melamun sejauh ini, vagina ibu mertuaku benar menonjol ke atas terganjal pantatnya yg gede. Saya tak tahan lagi memandang keindahan ibu mertuaku telentang di depanku. Saya buka pakaianku & penisku telah memang tegak sempurna. Ibu mertuaku memandangku bersama tidak dengan berkedip. Kami saling merindukan kebersamaan ini. Saya berbaring miring di samping ibu mertuaku. Saya ciumi, kuraba, kuelus semuanya, dari bibirnya hingga pahanya yg mulus.
Saya remas lembut buah dadanya, kuelus perutnya, vaginanya, klitorisnya saya main-mainkan. Liangnya vaginanya telah basah. Jariku saya basahi dgn cairan vagina ibu mertuaku, & saya usapkan lembut di clitorisnya. Ibu menggelinjang keenakan & mendesis-desis. Sementara peliku dipegang ibu & dielus-elusnya. Kerinduan kami tatkala ini telah mendesak utk ditumpahkan & dituntaskan tengah malam ini. Ibu menggeliat-geliat, meremas-remas kepalaku & rambutku, mengelus punggungku, pantatku, & hasilnya memegang penisku yg telah siap tersedia masuk ke liang vagina ibu mertuaku.
“Buu, saya kaangen banget buu…, Tomyy kanget banget…, Tomy anak nakal buu..”, bisikku.
“Toom…, ibu serta. sshh…, masukin Toom…, masukin sekarang…, Ibu telah pengiin banget Toom, Toomm…”, bisik ibuku tersengal-sengal. Saya naik ke atas ibu mertuaku bertelakn terhadap siku & lututku.
Tangan kananku mengelus wajahnya, pipinya, hidungnya & bibir ibu mertuaku. Kami berpandangan. Berpandangan amat sangat mesra. Penis ku dituntunnya masuk ke liang vaginanya yg telah basah. Ditempelkannya & digesek-gesekan di bibir vaginanya, di clitorisnya. Tangan kirinya memegang pantatku, menekan turun sedikit & melepaskan tekanannya berikan komando penisku.
Kaki ibu mertuaku dikangkangnya lebar-lebar, & saya telah tak sabar lagi utk masuk ke vagina ibu mertuaku. Kepala penisku mulai sejak masuk, semakin dalam, semakin dalam & hasilnya masuk semuanya hingga ke pangkalnya. Saya mulai sejak turun naik bersama rutin, ke luar masuk, ke luar masuk dalam vagina yg basah & licin. Aduuh enaak, enaak sekali.
“Masukkan separo saja Tom. Keluar-masukkan kepalanya yg gede ini…, Aduuh garis kepalanya enaak sekali”.
Nafsu kami makin menggelora. Saya makin serta-merta, makin memompa penisku ke vagina ibu mertuaku. “Buu, Tomy masuk seluruhnya, masuk seluruh buu”
“Iyaa Toom, enaak banget. Pelirmu ngganjel banget. Agung banget rasane. Ibu marem banget” kami mendesis-desis, menggeliat-geliat, melenguh penuh kenikmatan. Sementara itu kakinya yg tadi mengangkang saat ini dirapatkan.
Aduuh, vaginanya tebal banget. Saya paling tak tahan lagi bila telah begini. Saya makin ngotot menyetubuhi ibu mertuaku, mencoblos vagina ibu mertuaku yg licin, yg tebal, yg sempit (dikarenakan telah kontraksi ingin puncak). Bunyinya kecepak-kecepok menciptakan saya makin bernafsu. Aduuh, saya telah tak tahan lagi.
“Buu Tomy ingin keluaar buu…, Aduuh buu.., enaak bangeet”.
“ssh…, hiiya Toom, keluariin Toom, keluarin”.
“Ibu serta ingin muncaak, ingin muncaak…, Toomm, Tomm, Teruss Toomm”, Kami berpagutan kuat-kuat. Napas kami macet. Penisku saya tekan kuat-kuat ke dalam vagina ibu mertuaku.
IBU MERTUA YANG GREGET - AGEN TEMANPOKER99
Pangkal penisku berdenyut-denyut. menyemprotlah telah spermaku ke vagina ibu mertuaku. Kami bersama-sama menikmati puncak persetubuhan kami. Kerinduan, ketegangan kami tumpah telah. Rasanya lemas sekali. Napas yg tadi nyaris terputus makin menurun.
Saya angkat badanku. Dapat saya cabut penisku yg telah menancap dari dalam liang vaginanya, tapi ditahan ibu mertuaku.
“Biar di dalam lalu Toom…, Ayo miring, anda berat sekali. Anda nekad saja…, masa’ orang ditindih sekuatnya”, tuturnya sambil memencet hidungku. Kami miring, berhadapan, Ibu mertuaku memencet hidungku lagi, “Dasar anak kurang ajar…, Berani sama ibunya.., Musim ibunya dinaikin, Namun Toom…, ibu nikmat banget, ‘marem’ banget. Ibu belum sempat merasakan seperti ini”.
“Buu, Tomy pula buu. Bisa Jadi sebab curian ini ya buu, bukan miliknya…, Punyai bapaknya kok dikonsumsi. Ibu serta, miliki anakya kok ya dikonsumsi, diminum”, kataku menggodanya.
“Huush, basic anak nakal.., Ayo dilepas Toom.., Aduuh berantakan niih Spermamu terhadap tumpah di sprei, Keringatmu pun basahi tetek ibu niih”.
“Buu, tengah malam ini ibu nggak usah pulang. Saya pengin dikelonin ibu tengah malam ini. Saya pengin diteteki hingga pagi”, kataku.
“Ooh jangan sampai cah bagus…, jikalau dituruti Ibu pun penginnya demikian. Tetapi tak boleh demikian. Bila didapati orang mampu geger deeh”, jawab ibuku.
“Tapi buu, Tomy rasanya emoh pisah sama ibu”.
“Hiyya, ibu tahu, namun kita mesti gunakan otak dong. Toh, ibu tidak mau kabur.., justru apabila kita tak hati-hati, semuanya bakal bubar deh”.
Kami saling berpegangan tangan, berpandangan bersama mesra, berciuman lagi penuh kelembutan. Ga Ada kata-kata yg ke luar, tak mampu diwujudkan dalam kata-kata. Kami saling mengasihi, antara ibu & anak, antara satu orang cowok & seseorang perempuan, kami tulus mengasihi satu sama lain.
Tengah Malam itu kami mandi dgn, saling menyabuni, menggosok, meraba & membelai. Penisku dicuci oleh ibu mertuaku, hingga tegak lagi.
“Sudaah, sudaah, janganlah nekad saja. Ayo kelak keburu malam”.
Tengah Malam itu sungguh amat sangat berkesan dalam hidupku. Hari-hari kemudian berlangsung normal seperti rata-rata. Kami saling menjaga diri. Kami menumpahkan kerinduan kami cuma bila memang lah aman. Tapi kami tidak sedikit peluang buat sekedar berciuman & membelai. Kadang-kadang bersama berpandangan mata saja kami telah menyalurkan kerinduan kami. Kami makin sabar, semakain dewasa dalam menjaga jalinan cinta-kasih kami.
0 komentar:
Posting Komentar